24 Jan 2013

J^K^RT^




Ibukota hingar-bingar dan haru-biru.
Apa lagi yang bisa kukatakan tentangmu?

Sekelumat senja di penghujung hari, kadang berhasil menyeruak menembus polusi.
Melodi mendayu-dayu, naungan langit kelabu, senantiasa mengisi sendu.
Menjalin senandung sambil memandangi lampu dan malam berlari melesat,
menyesap kopi di sudut-sudut tak bernama,
atau sekedar berjalan lambat-lambat menuju arah langit merekah.
Di tengah arus dan derau dan riuh dan bising.

Dalam segala wujud dan rupa, definisi pulang tak kan pernah berbeda.

Jakarta, sebagaimana terakhir kali aku memotretnya,
sekitar September 2012.
.

No comments:

Post a Comment